Puluhan Hektare Hutan di Pagaralam Terbakar
TuguLangsa - Puluhan hektare hutan di wilayah Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, terbakar pada Sabtu sekitar pukul 19.00 WIB.
Dari pantauan ANTARA, terlihat ada tiga titik api atau "hotspot" di lokasi kebakaran hutan di daerah sepanjang Sungai Lematang di Kelurahan Perahudipo, Kecamatan Dempo Selatan.
Petugas Pengendalian Bencana Kebakaran (PBK) Pemerintah Kota Pagaralam belum bisa melakukan pemadaman, karena selain medan tidak memiliki jalan, letaknya berada di pinggir Sungai Lematang dengan kemiringan hampir 90 derajat.
"Belum adanya upaya penanggulangan yang dilakukan pemerintah setempat untuk melakukan pemadaman api, membuat kebakaran hutan meluas, bahkan hingga memasuki kawasan hulan lindung daerah aliran sungai di sini. Memang cukup banyak hutan yang terbakar, bahkan diperkirakan bisa mencapai ratusan hektare termasuk di kawasan Lematang Indah," kata Parkazi Gumay, warga setempat.
Ia menyatakan kebetulan di sekitar lokasi kebakaran itu tidak hujan sehingga membuat kondisi udara panas dan mudah terjadi kebakaran. Apalagi diketahui ada warga yang memanfaatkannya untuk membakar lahan di sekitar hutan.
"Lokasi hutan terbakar berada di daerah perbukitan, jurang dan DAS yang cukup jauh dan sulit dijangkau dengan kendaraan PBK, sehingga sulit dilakukan upaya pemadaman api," ujar dia lagi.
Dia mengemukakan, selama ini kebakaran di daerah sekitar itu juga sering terjadi pada malam hari, diduga akibat ada orang yang membuang puntung rokok sembarangan atau melakukan pembakaran lahan untuk perkebunan.
Kondisi medan yang sulit dijangkau membuat upaya pemadaman api tidak dapat dilakukan, apalagi api merambat cukup cepat menelusuri kawasan perbukitan di beberapa daerah itu.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pagaralam, Edy Thamrin, mengakui memang memasuki musim kemarau ini ada beberapa daerah yang rawan kebakaran hutan, yaitu Kecamatan Dempo Tengah dan Kecamatan Dempo Selatan, karena banyak hutan semak belukar yang ditumbuhi rumput ilalang dan kayu kecil sehingga mudah terbakar.
"Kami sudah menurunkan petugas PBK untuk memantau dan melakukan upaya pemadaman, agar kebakaran hutan tidak meluas hingga ke perkebunan dan permukiman warga sekita lokasi hutan yang terbakar tersebut," ujarnya. | AntaraNews
Dari pantauan ANTARA, terlihat ada tiga titik api atau "hotspot" di lokasi kebakaran hutan di daerah sepanjang Sungai Lematang di Kelurahan Perahudipo, Kecamatan Dempo Selatan.
Petugas Pengendalian Bencana Kebakaran (PBK) Pemerintah Kota Pagaralam belum bisa melakukan pemadaman, karena selain medan tidak memiliki jalan, letaknya berada di pinggir Sungai Lematang dengan kemiringan hampir 90 derajat.
"Belum adanya upaya penanggulangan yang dilakukan pemerintah setempat untuk melakukan pemadaman api, membuat kebakaran hutan meluas, bahkan hingga memasuki kawasan hulan lindung daerah aliran sungai di sini. Memang cukup banyak hutan yang terbakar, bahkan diperkirakan bisa mencapai ratusan hektare termasuk di kawasan Lematang Indah," kata Parkazi Gumay, warga setempat.
Ia menyatakan kebetulan di sekitar lokasi kebakaran itu tidak hujan sehingga membuat kondisi udara panas dan mudah terjadi kebakaran. Apalagi diketahui ada warga yang memanfaatkannya untuk membakar lahan di sekitar hutan.
"Lokasi hutan terbakar berada di daerah perbukitan, jurang dan DAS yang cukup jauh dan sulit dijangkau dengan kendaraan PBK, sehingga sulit dilakukan upaya pemadaman api," ujar dia lagi.
Dia mengemukakan, selama ini kebakaran di daerah sekitar itu juga sering terjadi pada malam hari, diduga akibat ada orang yang membuang puntung rokok sembarangan atau melakukan pembakaran lahan untuk perkebunan.
Kondisi medan yang sulit dijangkau membuat upaya pemadaman api tidak dapat dilakukan, apalagi api merambat cukup cepat menelusuri kawasan perbukitan di beberapa daerah itu.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pagaralam, Edy Thamrin, mengakui memang memasuki musim kemarau ini ada beberapa daerah yang rawan kebakaran hutan, yaitu Kecamatan Dempo Tengah dan Kecamatan Dempo Selatan, karena banyak hutan semak belukar yang ditumbuhi rumput ilalang dan kayu kecil sehingga mudah terbakar.
"Kami sudah menurunkan petugas PBK untuk memantau dan melakukan upaya pemadaman, agar kebakaran hutan tidak meluas hingga ke perkebunan dan permukiman warga sekita lokasi hutan yang terbakar tersebut," ujarnya. | AntaraNews