Wali Nanggroe Aceh: "Alhamdulillah, Hutan Aceh Masih Selamat"
PADUKA yang
Mulia Wali Nanggroe, Malik Mahmud Al-Haytar mengatakan Aceh merupakan
daerah terkaya dengan potensi yang ada di laut, darat dandi gunung. Di
batu tumbuh tanaman, binatang kecilbisa hidup, di laut ada segala macam
ikan termasuk gas dan minyak.
“Mari kita syukuri pemberian dari Allah SWT,”kata Malik Mahmud dalam tausiahnya di Langsa, Jum’at 7 Maret 2014.
“dengan
adanya konflik selama 30 tahun, hutan Aceh masih selamat jika
dibandingkan dengan provinsi lain. Ada 60 persen lebih hutan Aceh yang
masih selamat,” ujar Paduka yang Mulia Wali Nanggroe.
Malik Mahmud Al-Haytar menyakinkan semua satwa yang ada di dalam hutan Aceh masih lengkap.
“Tapi
baru-baru ini sering dengar gajah mati di racun, gadingnya hilang untuk
dijual, harimau ditangkap,” kata Wali Nanggroe sembari mengharapkan
agar tidak ada lagi pemburuan satwa-satwa yang dilindungi di Aceh.
Paduka
yang Mulia Wali Nanggroe, Malik Mahmud Al-Haytar mengharapkan kepada
masyarakat Aceh agar mempertahankan hutan Aceh yang masih selamat
tersebut.
“Negara
Taiwan yang punya industri dan lahan yang hebat,hutannya masih selamat
70 persen. Negara Jepang juga demikian,”kata Wali. Di Jepang yang
luasnya sedikit lebih kecil dari Pulau Sumatera juga masih tersisa
hutannya 70 persen. “Tapi cara pemakaian tanahnya cukup bijaksana,” ujar
Wali.
“Mari
kita jaga pemberian Allah SWT untuk kebaikan kita semua, untuk anak
cucu kita di masa yang akan datang,” harap Paduka yang Mulia Wali
Nanggroe, Malik Mahmud Al-Haytar.
Di
Aceh, penduduknya hanya 5 juta dengan tanah yang luas.“Kalau kita bisa
bikin pendataan tanah secara bijaksana maka Acehakan makmur dan kaya,
sumber daya alam kita tetap lestari,” demikian Paduka yang Mulia Wali
Nanggroe, Malik Mahmud Al-Haytar. | AcehTerkini