Kemanakah Shamsi Ali Berpihak, Pasca Surat Edaran Larangan Sholat Jum'at di KBRI Washington
TuguLangsa.Com - Selebaran KBRI Washington mengenai
larangan shalat Jumat mulai akhir November ini di KBRI Washington
menjadi isu sensitive di dalam negri juga di Amerika Serikat sendiri.
Salah satu tokoh muslim Amerika Serikat
dari Indonesia Shamsi Ali buru buru memberi klarifikasi jika pelarangan
shalat Jumat di KBRI bukan perintah dari pemerintah Amerika melainkan
inisiatif dari Pemerintah Indonesia sendiri.
Menurut Shamsi Ali, KBRI tetap
memfasilitasi stafnya untuk shalat Jum’at. Dan kebijakan menghentikan
akses warga negara asing untuk sholat Jumat di lingkungan KBRI yang
diambil setelah melakukan konsultasi yang cukup panjang dengan tokoh
masyarakat, pihak keamanan serta otoritas keamanan dan keselamatan
Gedung Kedutaan.
Namun sebaliknya umat Islam di Amerika,
khususnya di distrik Maryland, Washington DC, menyayangkan keputusan
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk AS yang akan menghentikan
pelaksanaan Shalat Jum’at di gedung Kedutaan.
Kemanakah keberpihakan Samsi Ali? Karena
bukan hanya shalat Jumat yang dihentikan, acara dan kegiatan KBRI
Amerika di Washington pun ikut terkena imbasnya
Berikut adalah keputusan KBRI Washington DC untuk Amerika soal larangan sholat jumat di KBRI Washington.
Pertama, kedutaan
secara signifikan akan mengurangi semua kegiatan tidak resmi yang
melibatkan banyak orang di kedutaan untuk meringankan beban dari
kedutaan untuk menjamin keselamatan dan keamanan semua staf yang bekerja
di kedutaan.
Kedua, semua kegiatan
tak resmi yang dilakukan di kedutaan seperti penampilan seni, pelajaran
gamelan dan program bahasa Indonesia akan dihentikan sementara. Kedutaan
dapat melanjutkan lagi kegiatan-kegiatan semacam ini setelah memeriksa
ulang seluruh prosedur keamanan dan keselamatan.
Ketiga, kedutaan tidak
lagi menyelenggarakan shalat Jumat bagi semua jamaah, bagi saudara dan
saudari muslim kami disini di kedutaan. Hari ini (20/11) adalah hari
terakhir kedutaan menyelenggarakan dan membuka akses bagi saudara dan
saudari muslim kami untuk shalat jumat.
Dan berikut pembelaan Shamsi Ali terhadap kebijakan KBRI Indonesia di Washington.
Sebagai kantor Pemerintah Republik
Indonesia di Washington DC, KBRI tetap memfasilitasi staff KBRI yang
bekerja di KBRI Washington DC untuk melakukan ibadah sholat termasuk
Sholat Jum’at di lingkungan KBRI Washington D.C. Infomasi yang menyebut
bahwa KBRI melarang Sholat Jumat di Gedung KBRI Washington DC tidak
benar.
Kebijakan menghentikan akses warga
negara asing untuk sholat Jumat di lingkungan KBRI diambil setelah
melakukan konsultasi yang cukup panjang dengan tokoh masyarakat, pihak
keamanan serta otoritas keamanan dan keselamatan Gedung. Kebijakan ini
juga diambil pasca Pemerintah Indonesia membeli dan menghibahkan Masjid
IMAM Center di Silver Spring, Maryland (di sekitar wilayah Washington
DC) sebagai Masjid Indonesia.
KBRI bekerja sama dengan pihak IMAAM
Center terus mendorong agar Masjid Indonesia dapat menjadi tempat syiar
Islam Indonesia yang menyerukan kepada nilai-nilai toleransi, pluralisme
dan moderat. Islam sebagai rahmatan Lil-alamin.
KBRI menghentikan untuk sementara
seluruh kegiatan yang melibatkan warga negara asing di Gedung Kantor
KBRI Washington DC termasuk pelatihan seni dan Bahasa Indonesia hingga
KBRI mereview seluruh standard dan prosedur keamanan di Lingkungan KBRI
Washington DC.
Sikap KBRI Indonesia di Wasington ini
merupakan dampak dari aksi serangan Paris. Pihak KBRI yang saat ini
dipimpin oleh orang kepercayaan Presiden Susilo Bambang Yudoyono, Dino
Pati Djalal merasa perlu untuk mensterilkan keamanan KBRI. Padahal
sebelumnya tidak terdengar ancaman atau terror yang menjadikan Indonesia
adalah targetnya.
Umat Islam masih sangat membutuhkan KBRI
sebagai tempat untuk melaksanakan Shalat Jumat berjamaah dengan nuansa
serasa di Indonesia. Shalat jumat juga dijadikan ajang silaturahim
sesama warga Indonesia di Amerika. Namun sikap Paranoid KBRI Indonesia
di Washington membuyarkan harapan semuanya.
Jika masalahnya adalah keamanan yang
perlu dibenahi adalah sistim keamanan KBRI bukan sebaliknya KBRI
bersikap paranoid. Waspada perlu namun solusi yang dicari harus
komprehensif. KBRI adalah rumah berkumpul bagi warga Indonesia di luar
negri. Jika di rumah sendiri saja dibatasi lalu dimana lagi warga
Indonesia bisa berkumpul dan temu kangen?
Kemanakah keberpihakan Shamsi Ali? Karena
bukan hanya shalat Jumat yang dihentikan, acara dan kegiatan KBRI
Amerika di Washington pun ikut terkena imbasnya. Semoga kebijakan
tersebut hanya bersifat sementara, dan Shalat Jumat kembali diijinkan di
kedutaan KBRI Amerika di Washington serta kegiatan lainnya bisa kembali
dilakukan. [abnei/dbs] - NahiMungkar