Header Ads

Wah Ternyata Planet Bumi Lebih Hebat Dari Planet Mars, Karena Faktor Ini

TuguLangsa.Com - Medan magnet bumi, yang melindungi planet kita dari pancaran radiasi matahari, ternyata jauh lebih tua daripada perkirakan para ilmuwan. Bumi mengembangkan perisai tak terlihat ini paling tidak 4 miliar tahun lampau, atau lebih tua setengah miliar tahun ketimbang dugaan semula.

Temuan ini menjelaskan kenapa bumi dapat dihuni serta bagaimana dan kapan bumi berkembang menjadi bentuknya saat ini. Sebab, tanpa medan magnet bumi, angin surya, aliran partikel bermuatan listrik yang mengalir dari matahari, akan mengoyak atmosfer dan memusnahkan seluruh kehidupan di bumi. Hal itu juga membantu ilmuwan memahami perbedaan mencolok antara Bumi dan Mars.

"Mars juga memiliki medan magnet 4 miliar tahun silam," kata John Tarduno, seorang pakar geofisika di University of Rochester di New York City, Amerika Serikat, yang juga memimpin studi. "Namun planet merah itu kehilangan atmosfernya dan menjadi planet tandus. Sebaliknya, Bumi menjadi rumah bagi beragam bentuk kehidupan. Temuan itu diterbitkan dalam jurnal Science.

Medan magnet diciptakan oleh pusaran logam cair pada inti terluar bumi. "Geodinamo" itu membutuhkan pelepasan panas dari planet yang mendorongnya bergejolak. Saat ini, aliran panas itu dipicu oleh lempeng tektonik. Pergerakan lempeng batuan pada permukaan bumi itu membantu memindahkan panas dari perut bumi ke permukaan.

Tarduno dan timnya menemukan bukti usia medan magnet bumi dari kristal magnet yang terawetkan dalam batuan purba. Dalam penelitian sebelumnya, mereka telah menemukan kristal berusia 3,45 miliar tahun dalam batuan dari Afrika Selatan.

Sejak 2010, banyak ilmuwan percaya bahwa medan magnet Bumi berumur 3,45 miliar tahun. Itu berarti 1,2 miliar tahun setelah bumi terbentuk-estimasi umur bumi 4,6 miliar tahun. Namun, menurut studi terbaru Tarduno, medan magnet lahir 4,2 miliar tahun yang lalu, atau sekitar 750 tahun lebih tua daripada yang diperkirakan.

Untuk mengetahui sejarah Bumi, Tarduno menggali di kawasan Jack Hills di Australia Barat, yang terkenal akan kristal zirkon yang berusia empat miliar tahun. Magnetometer, resolusi tinggi yang digunakan untuk mengukur sinyal magnet mineral besi yang terkandung dalam zirkon itu, mengindikasikan arah dan kekuatan medan magnet bumi ketika kristal terbentuk.

"Kegiatan analisis ini sangat menantang," ujar Tarduno, seperti dikutip Live Science. "Kami harus memisahkan zirkon tanpa harus menghancurkannya agar tak banyak informasi hilang."

Walhasil, Tarduno dan timnya harus membersihkan zirkon secara manual, dengan tangan, serta asam ringan. Setelah itu, para ilmuwan harus memastikan sampel mereka mendapatkan panas yang cukup untuk menghasilkan sampel yang amat murni. SCIENCE | AMRI MAHBUB
Diberdayakan oleh Blogger.