UMARA Membangun Kinerja Pelayanan Publik Prima dan Tiga Tahun Capaian Program Memimpin Kota Langsa
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvCluoL1_8ow84xfxP8H4F-jNIw3Kqk3d1beSAqqnZfe7VLC9yqanFOnQvpghe0UUODfaHemCum1kBdGe2tZFzaZFSFWUBnFmQuOwUzi1ZOevwXgzvvqgzafV5cRXNO8o1AwxiK75QEOwN/s400/Walikota-Langsa-Tgk-Usman-Abdullah-SE-Memberikan-Sambutan-Sekaligus-Membuka-Musrenbang-RKPK-Langsa-tahun-2016-di-Aula-Cakdon-Kota-Langsa.jpg)
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan, maka diperlukan bentuk pelayanan prima.
Pelayanan prima atau “excellence service” adalah suatu sikap atau cara karyawan dalam melayani pelanggan secara memuaskan (Elthainammy, 1990). Pelayanan prima merupakan suatu pelayanan terbaik, melebihi, melampaui, mengungguli pelayanan yang diberikan pihak lain atau daripada pelayanan waktu yang lalu. Secara sederhana, pelayanan prima (excellent service) adalah suatu pelayanan yang terbaik dalam memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat. Dengan kata lain, pelayanan prima merupakan suatu pelayanan yang memenuhi standar kualitas. Pelayanan yang memenuhi standar kualitas adalah suatu pelayanan yang sesuai dengan harapan dan kepuasan pelanggan/masyarakat.
Dalam pelayanan prima terdapat dua elemen yang saling berkaitan, yaitu pelayanan dan kualitas. Kedua elemen tersebut sangat penting untuk diperhatikan oleh tenaga pelayanan (Pemerintah). Konsep pelayanan prima dapat diterapkan pada berbagai organisasi, instansi, pemerintah, ataupun perusahaan bisnis.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBVOInqPi5Tap3KtnhUhXm9eVFI9ZILCrCO6j2eQYTwAsVWTgrqtjFSYiPnd_aMsqtFdKhnlAnP-qDEi055kRdYYZaEqiFh5DGkIasCjyULWg4FXrS2U38kby4JsI9pPsDG92HrxE6JxfA/s640/11246177_554972898017845_3271101465192595872_n.jpg)
Kedudukan Kota Langsa yang berada di lintas jalan nasional di wilayah pantai Timur Aceh, merupakan suatu nilai strategis sebagai potensi sekaligus peluang yang perlu dimanfaatkan secara optimal. Dalam posisi tersebut, Kota Langsa semestinya dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi terbesar di wilayah pantai timur Aceh, dengan memanfaatkan peluang strategis dari keberadaan daerah hiterland di sekitarnya, terutama Kabupaten Aceh Timur dan Aceh Tamiang.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdSmYa02G7wvfW-ywmFiL9pD_NtqMmS73_y_KCdDj8GFHTIbwsY_TcmU17RHytlRp01gugSUAlnyC9rJzcrQ6Pm42_b73x_sOpk95LDuXM-I6JD_GlLyzTRNsQo4KWsHhgUMyzBguH7V1l/s320/IMG-20151214-WA0005-1024x1024.jpg)
Pengukuran
Capaian Kinerja Sasaran strategis Meliputi Identifikasi atas Realisasi
Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Membandingkan dengan Targetnya. Analisis Lebih
Mendalam Dilakukan Terutama
Terhadap Capaian Target
Untuk Mengenali Faktor-Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan
Sebagai Bahan Penetapan Strategis Peningkatan Kinerja di Tahun 2015 dan Atau
Tahun - Tahun Selanjutnya.
Berikut ini secara Ringkas Disajikan Capaian Kinerja Pemeritah Kota Langsa Sebagaimana Terlihat Pada Tabel Berikut ini (sumber Pemko Langsa).
Berikut ini secara Ringkas Disajikan Capaian Kinerja Pemeritah Kota Langsa Sebagaimana Terlihat Pada Tabel Berikut ini (sumber Pemko Langsa).
SasaranStrategis
|
IndikatorKinerja
|
Target
|
Realisasi
|
%Capaian
|
||
1.
|
Berkurangnya
kegiatan-kegiatan asusila dan amoral lainnya yang tidak sesuai dengan ajaran syariat
islam
|
1.
|
Jumlah
Pembinaan Pelaksanaan Syariat Islam
|
575 Kasus
|
575 Kasus
|
100%
|
2.
|
Meningkatnya
penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas, amanah, bersih, dan berwibawa
(good governance)
|
1.
|
Persentase Temuan BPK RI
Yang di Tindak Lanjuti
|
80%
|
79,52%
|
99,40%
|
2.
|
Predikat Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Kota
|
B
|
C
|
C
|
||
3.
|
Meningkatnya
aparatur yang beretos kerja tinggi, profesional dan disiplin dalam
pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan daerah
|
1.
|
Presentase Penurunan Kasus- Kasus Pelanggaran
Disiplin Aparatur
|
90%
|
88,89%
|
98,77%
|
2.
|
Persentase
PNS Kota Langsa Yang Berkualifikasi S.1
|
75%
|
75%
|
100%
|
||
4. Meningkatnya Pengelolahan keuangan daerah sistem
pelaporan keuangan pemerintahan yang akuntabel, transparan dan Profesional
|
1.
|
Opini WTP dari BPK RI
|
WTP
|
Proses Audit
|
-
|
|
5.
|
Ketersediaanya
dokumen perencanaan pembangunan
|
1.
|
Jumlah Dokumen Perencanaan Pembangunan
|
5 Dokumen
|
5 Dokumen
|
100%
|
6.
|
Meningkatnya
kemandirian daerah dan meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam
struktur penerimaan daerah
|
1
|
Persentase Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah
|
100%
|
94,81%
|
94,81%
|
2.
|
Derajat Kemandirian Daerah
|
75%
|
75%
|
100%
|
||
7.
|
Meningkatnya
pembangunan perkotaan yang memperhatikan pengelolahan lingkungan dan
berwawasan mitigasi bencana
|
1.
|
Persentase Luas Ruang
Terbuka Hijau
|
20%
|
14,88%
|
74,40%
|
2.
|
Persentase panjang jalan
kota dalam kondisi baik
|
85,21%
|
82,28%
|
96,56%
|
||
8.
|
Meningkatnya
pengembangan pusat pasar dan perdagangan yang BERIMAN (Bersih, Indah,
Menarik, dan Nyaman)
|
1.
|
Persentase Pasar Kecamatan Yang Memenuhi kriteria
Beriman
|
100%
|
100%
|
100%
|
9.
|
Meningkatnya
kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan
|
1.
|
Angka Rata-rata Lama Sekolah
|
10,65%
|
10.59%
|
99,44%
|
10.
|
Meningkatnya
kualifikasi dan kompotensi guru serta tenaga kependidikan dalam mendorong
peningkatan pelayanan pendidikan berkualitas
|
1.
|
Persentase Guru yang memenuhi kualifiksai SI/D-IV
|
99%
|
89,42%
|
90,32%
|
11.
|
Berkembangnya
Budaya daerah dan kearifan lokal yang mendukung pembangunan daerah
|
1.
|
Persentase Jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya Yang
Dilestarikan
|
85%
|
83,22%
|
97,91%
|
12.
|
Meningkatnya
Pelayanan kesehatan berkualitas dan terjangkau
|
1.
|
Usia Harapan Hidup
|
68 Tahun
|
68 Tahun
|
100%
|
2.
|
Persentase kompllikasi kebidanan yang mendapat penanganan definitif
dari satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
|
80%
|
100%
|
125%
|
||
3.
|
Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
|
90%
|
87%
|
96,66%
|
||
4.
|
Persentase balita gizi buruk mendapat perawatan di sarana pelay. Kes.
Di satu wil. kerja pada kurun waktu tertentu
|
100%
|
100%
|
100%
|
||
13.
|
Meningkatnya
pelayanan administrasi publik yang baik dan cepat
|
1.
|
Jumlah Izin Usaha Yang Diterbitkan
|
2.377 Izin
|
2.258 Izin
|
95%
|
2.
|
Rata-rata Lama Proses Perijinan
|
3 Hari
|
3 Hari
|
100%
|
||
14.
|
Meningkatnya
pembangunan infrasruktur pelayana publik perkotaan dan wilayah yang
berkualitas
|
1.
|
Persentase Ketersediaan Puskesmas Pembantu
|
100%
|
100%
|
100%
|
15.
|
Meningkatnya
sarana dan prasarana yang memadai dalam mendukung aktivitas perdagangan
ekspor dan impor
|
1.
|
Jumlah Pelabuhan Laut
|
1 Pelabuhan
|
1 Pelabuhan
|
100%
|
16.
|
Meningkatnya
Distribusi air bersih yang memadai dalam upaya pemerataan distribusi air
bersih bagi masyarakat
|
1.
|
Persentase Jumlah Rumah Tangga Pengguna Air Bersih
|
100%
|
96,17%
|
96,17%
|
17.
|
Meningkatnya
Pelayaanan jasa transportasi yang efisien dan ekonomis dan aman
|
1.
|
Jumlah Orang Yang Terangkut Angkutan Umum
|
2.000.000
Orang
|
2.015.000
Orang
|
101%
|
2.
|
Persentase Jumlah Kendaraan Angkutan Umum Yang Di Uji Dalam Tahun
Berjalan
|
77,03%
|
78,22%
|
98%
|
||
18.
|
Meningkatnya
kapasitas koperasi dan usaha mikro,kecil dan menengah (UMKM) dalam mendorong peningkatan
lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi
|
1.
|
Persentase koperasi aktif
|
28%
|
28%
|
100%
|
19.
|
Meningkatnya
kapasitas produksi perikanan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat nelayan
|
1.
|
Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
|
4,14
|
3.42
|
82,61%
|
20.
|
Meningkatnya
produktivitas komoditas unggulan perkebunan berbasis sumber daya lokal dan
mendukung pengembangan perdagangan ekspor
|
1.
|
Produksi tanaman padi/bahan pangan utama lainnya (ton)
|
11.900 Ton
|
11.850 Ton
|
99,58%
|
21.
|
Meningkatnya
pertumbuhan ekonomi
|
1.
|
Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga
Konstan (ADHK)
|
Rp.6.754.321.79
|
Rp.6.721.521.33
|
99,51%
|
22.
|
Meningkatnya
lingkungan permukiman yang berkualitas dalam upaya menciptakan kota tanpa permukiman
kumuh
|
1.
|
Persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan.
|
0,30%
|
0.29%
|
96,67%
|
23.
|
Meningkatnya
Kualitas kinerja cakupan pelayanan limbah dan persampahan
|
1.
|
Persentase Volume sampah yang ditangani (m3)
|
95%
|
95%
|
100%
|
24.
|
Menguatnya
kapasitas dan tata kelola kepemerintahan gampong yang baik dalam pelaksanaan
pembangunan
|
1.
|
Penguatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Gampong
|
132 Orang
|
132 Orang
|
100%
|
25
|
Meningkatnya
peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan
|
1.
|
Persentase Pekerja perempuan di lembaga pemerintah
|
89,23%
|
89,23%
|
100%
|
2.
|
Persentase Pekerja perempuan di lembaga swasta
|
22,35%
|
22,35%
|
100%
|
||
26.
|
Meningkatnya
kondisi Daerah yang aman dan kondusif serta keberlanjutan perdamaian
|
1.
|
Presentase penyelesaian kasus pelanggaran Ketertiban, ketentraman dan
keindahan (K3)
|
99%
|
99,94%
|
101%
|
Berdasarkan
hasil pengukuran kinerja di atas dilakukan evaluasi dan analisis pencapaian
kinerja guna memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab- sebab
tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang telah ditargetkan hingga akhir
tahun 2015 yang merupakan tahun ke tiga RPJMD 2012-2017.
Pemerintah
Kota Langsa secara bertahap dan konsisten telah berupaya untuk mewujudkan misi
dan tujuannya melalui 26 (dua puluh enam) sasaran strategis dan 36 (tiga puluh enam) indikator kinerja
sasaran yang telah ditetapkan dalam IKU Pemerintah Kota Langsa sebagai mana
tertuang dalam Peraturan Walikota Nomor : 6 Tahun 2015 tentang Penetapan
Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun 2012 - 2017 maupun Revisi
Penetapan Kinerja Tahun 2015 Pemerintah Kota Langsa. (koceb.AKAL)