Pak Dodent Meraih Anugerah KALPATARU Tahun 2010
TuguLangsa - Sabang, Siapa sih yang tidak kenal sama Pak DODENT, nama beliau sudah terkenal di sejagat nusantara maupun internasional. Beliau adalah Sang Pelopor Pariwisata di Aceh khususnya Sabang. Beliau menggiatkan pariwisata di Aceh berdasarkan dari hobby yang masa selama hidup beliau telah melanglang buana mengarungi samudera menjadi crew kapal layar.
Beliau mencetuskan pertama sekali pariwisata pada saat beliau berada di Maldive yang berpenduduk muslim namun penghasilan negara dari pariwisata. Dari situ lah beliau pulang ke Aceh untuk merintis pariwisata. "Mengapa di Maldive bisa, kenapa di Aceh tidak". Kata Dodent.
Beliau mencetuskan pertama sekali pariwisata pada saat beliau berada di Maldive yang berpenduduk muslim namun penghasilan negara dari pariwisata. Dari situ lah beliau pulang ke Aceh untuk merintis pariwisata. "Mengapa di Maldive bisa, kenapa di Aceh tidak". Kata Dodent.
Pada tahun 1989, berdirilah usaha jasa penyelaman yan beliau rintis sampai saat ini. Dibalik perjelanan beliau rupanya menyimpan ide-ide yang sangat relevan dan ramah lingkungan untuk kemajuan perekonomian rakyat pesisir. Dengan berjalannya waktu, ide-ide cemerlang beliau banyak yang diadopsi oleh wisatawan, profesor, mahasiswa, sekolah-sekolah, LSM/NGO, dll.
Sudah lebih dari satu dekade terakhir beliau terus bergelut di LSM Aceh Coral Conservation dan Yayasan Coral Oasis dalam upaya konservasi ekosistem terumbu karang di perairan Iboih dan Pulau Rubiah dengan maha karya yang luar biasa yang tidak ternilai harganya, beliau terus memberikan ilmu kecintaan khasanah alam bersama ke tiga anak-anak beliau.
"Selama umur masih dikandung badan, semangat harus ada" kata beliau dengan senyuman khas.
Ditahun 2010, beliau telah dicalonkan untuk nominasi penerima penghargaan KALPATARU dikatakan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Kebersihan dan Pertamanan (Bapedalkep) Sabang, Ir Lukman Siahaan, Kamis (6/5). Dan Tim KLH Rabu (5/5) lalu sudah meninjau langsung ke area konservasi terumbu karang di Iboih. Tim penilai, ikut melihat langsung dengan melakukan penyelaman ke dasar laut yang kini ditimbuhi terumbu karang buatan, hasil transplantasi yang dikembangkan Dodent.
Dodent mengaku tidak pernah terpikir dan memasang target untuk meraih Kalpataru. Apa yang dikerjakannya hanya untuk menyelamatkan karang dan menyediakan pekerjaan bagi warga setempat. “Sedikit pun saya tidak punya niat untuk itu. Minimal apa yang saya kerjakan disenangi masyarakat, dan dari KLH yang sebelumnya tidak tahu sekarang sudah tahu,” ujarnya.
Akhirnya terjawab sudah, Pak Dodent ditetapkan sebagai salah seorang penerima penghargaan lingkungan hidup tahun ini, yaitu Kalpataru. Terpilihnya Dodent sebagai penerima anugerah tertinggi di bidang lingkungan hidup itu diketahui berdasarkan surat Sekretaris Menteri Lingkungan Hidup Arief Yuwono kepada Wali Kota Sabang pada 1 Juni lalu.
Dalam surat itu dijelaskan, penyerahan Anugerah Kalpataru 2010 akan digelar di Istana Negara pada 8 Juni nanti. Presiden SBY akan menyerahkan langsung anugerah tersebut bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Penghargaan ini diberikan kepada individu maupun kelompok yang dinilai menunjukkan prestasi luar biasa dalam melestarikan lingkungan hidup.
Kegiatan pelestarian terumbu karang baginya adalah pengabdian seumur hidup, dan tidak akan dipengaruhi adanya penghargaan atau tidak. Di usianya yang kian lanjut, Dodent juga berharap bisa mewariskan pengetahuannya tentang pencangkokan terumbu karang kepada anaknya dan generasi muda.