Header Ads

Ini Rombongan Kedua Pengungsi Bangladesh dan Rohingya Asal Myanmar Mendarat Di Langsa

TuguLangsa - Lebih dari 600 pengungsi Bangladesh dan Rohingya asal Myanmar mendarat di pantai Langsa, bagian timur Provinsi Aceh, pada Jumat (15/05) pagi WIB. Rombongan ini adalah yang kedua setelah rombongan pertama terdampar di perairan Aceh utara, Minggu (10/05) lalu.

Sebagaimana dilaporkan jurnalis BBC di Aceh, Sri Lestari, rombongan kedua tersebut kini berada di kawasan pelabuhan Langsa.

Mereka terdiri dari 210 orang Rohingya asal Myanmar dan 395 orang dari Bangladesh. Kondisi kesehatan mereka buruk bahkan delapan orang di antara mereka kini berada dalam perawatan intensif.

Belum diketahui apakah mereka adalah rombongan pengungsi yang dilepas dari perairan Thailand, pada Jumat (15/05) dini hari.

Aparat Thailand
Sebuah perahu yang mengangkut sedikitnya 300 pengungsi Rohingya asal Myanmar dilepas dari perairan Thailand menuju Indonesia, Jumat (15/05) dini hari waktu setempat.

Sebagaimana dilaporkan wartawan BBC di Thailand, Jonathan Head, sekelompok prajurit Thailand bersenjata lengkap menaiki perahu nelayan berisi ratusan pengungsi tersebut. Mereka memperbaiki mesin perahu dan memberikan makanan dan air minum kepada para pengungsi.

Selanjutnya, para personel militer Thailand melepas perahu ke arah selatan, menuju perairan Indonesia.

Keterangan itu disampaikan kerabat para pengungsi di dalam perahu yang menghubungi mereka melalui sambungan telepon.

Hal tersebut diamini Dejrat Limsiri, gubernur Provinsi Satun di Thailand.

“Kami memperbaiki mesin dan melepas kapal itu setelah pukul 3 dini hari,” kata Limsiri kepada kantor berita AFP.

Limsiri mengaku aparat Thailand telah memberikan mereka makanan siap santap.

“Mereka sekarang sudah meninggalkan wilayah Thailand... Mereka akan mencoba pergi ke Indonesia karena tampaknya tidak bisa ke Malaysia. Mereka mengikuti rute ke Aceh,” tambahnya, mengacu pada provinsi di Indonesia tempat sebuah kapal migran lain terdampar pekan lalu.

Limsiri menyangkal mendorong perahu itu keluar dari perairan Thailand. Mereka ingin ke Malaysia tapi tidak bisa. Mereka tidak ingin ke Thailand karena tahu akan menghadapi tuntutan hukum,” katanya. 

Lokasi
Kepada wartawan BBC, Jonathan Head, para kerabat pengungsi mengaku tidak lagi bisa mengontak para penumpang perahu tersebut setelah mereka meninggalkan perairan Thailand. Lokasi mereka pun kini masih tanda tanya.

Kondisi kesehatan para pengungsi juga belum diketahui. Namun, setelah tiga bulan berada di lautan lepas, kaum ibu dan anak-anak dikhawatirkan memerlukan pertolongan medis. | BBC
Diberdayakan oleh Blogger.