Seorang Adik Belajar Sholat dari Kakak yang Berusia 3 Tahun
TuguLangsa - Subhanallah, berulang kali kalimat
tasbih itu kuucapkan seiring gemuruh dada yang kian menguat dan haru
yang meyeruak. Sebagai ucapan takjub kepada Allah Sang Maha Pencipta,
atas kebesaranNya.
Malam itu, kakak mengambil charger HP,
“Buat apa ya?”, gumamku lirih, saya hanya melihat apa yang akan
dilakukannya?!. Oooo ternyata mau digunakan sebagai mikrofon untuk
pengeras suara, layaknya seseorang yang akan mengumandangkan iqomat.
Subhanallah ternyata benar, tak berapa lama kakak bersiap, mikrofon
dipukul lirih dan iqomah berkumandang dengan logat cadelnya.
Di dekatnya ada sang adek, yang sedari
tadi memperhatikannya dengan seksama, kemudian sang kakak berujar kepada
adiknya, “Omat dek omat.., shoyat..”.tak lama kemudian kakak memakai
kopyah, melakukan gerakan sholat dengan gerakan bibir seperti membaca
bacaan sholat tanpa suara, 2 rokaat kemudian salam lengkap dengan
gerakan dzikir setelah sholat, subhanallah…!
Ini yang membuat saya semakin takjub,
sang adik tak berapa lama juga takbir dan kemudian sujud, subhanallah…!.
saya kemudian merenung akan kebesaran Allah ini, merenungkan ayat al
Qur’an, bahwa setiap insan dilahirkan dalam keadaan muslim, maka orang
tuanyalah yang menjadikannya majusi, nasrani atau yahudi.
Setiap anak yang baru lahir diberikan
potensi untuk melakukan kebaikan, sesuai fitrahnya sebagai seorang
manusia bahwa manusia itu sebenarnya akan condong kepada kebaikan. Maka
kita sebagai orang tua harus pandai untuk bisa menjaga, merawat dan
terus mengasah potensi ini.
Sebagai seseorang yang biasa ditiru,
kita patut berhati-hati akan prilaku, ucapan dan perbuatan kita, karena
anak adalah peniru ulung, meskipun tidak paham maksudnya, anak akan
meniru apa saja prilaku orang yang disekitarnya. Waspadalah…!.
Sebagai orang tua, mari terus menjaga
amanah ini, di era digital dimana banyak pengaruh yang terus mendesak
dan datang bertubi tubi termasuk pengaruh buruk. Sebagai orang tua rasa
khawatir itu ada, akan semakin hebatnya pengaruh buruk yang bisa saja
hinggap. Bisa dari teman, lingkungan, media dan sebagainya.
Mari ciptakan lingkungan yang baik.
Lingkungan keluarga, rumah dan sekolah, sebagai alat untuk membentengi
generasi kita dari pengaruh buruk. Mari membuat MLM kebaikan, untuk
generasi bangsa. Indonesia harus lebih baik. (pm) BersamaDakwah







