Moratorium bukan Pencegah Illegal Logging
![](http://1.bp.blogspot.com/_p329rbcfuF4/S0mfF97iuXI/AAAAAAAAAM8/MuxaLpKezxA/s200/de9cea56cab6b448096a291f474a9718b38d1ca1.jpg)
Hal itu ditegaskan Gubernur Irwandi dalam pidatonya saat berlangsung acara penandatanganan kerja sama program penghijauan antara PT Garuda Indonesia dengan Yayasan Leuser Internasional (YLI) di Kantor YLI Kampus Unsyiah, Darussalam, Banda Aceh, Sabtu (9/1). Penandatanganan kerja sama itu turut dihadiri Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar serta Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar.
Gubernur Irwandi menilai kebijakannya di bidang moratorium logging itu sebagai sesuatu yang kurang lazim. “Mungkin ini policy paling edan. Di saat masyarakat butuh pekerjaan, pembangunan membutuhkan kayu, saya justru melarang tebang kayu. Yang saya lakukan ini adalah untuk program jangka panjang,” kata Irwandi.
Dia juga menyitir beberapa kritikan yang menyatakan bahwa program moratorium telah gagal di Aceh, terutama dilihat dari maraknya aktivitas illegal logging. Mengenai hal ini, Irwandi dengan tegas membantah. “Siapa bilang gagal? Harap diingat, yang saya cegah bukan illegal logging, tetapi legal logging lewat HPH. Pascakonflik, saya mendengar Menteri Kehutanan akan membuka HPH di Aceh seluas 500 hektare. Jadi, saya stop itu,” tegas mantan konsultan Flora Fauna International Aceh Program ini.
Adapun penertiban illegal logging, menurut Irwandi, lebih kepada penegakan hukum (law enforcement). “Kalau illegal logging memang sudah dari sono-nya ilegal. Jadi, lebih kepada penegakan hukum. Tetapi ini akan sulit bila menyangkut dengan kemiskinan,” tambah Irwandi.
“Yang patut diingat, deforestasi (penyusutan luas tutupan hutan -red) di Aceh merupakan yang terkecil di Indonesia,” ucap dokter hewan ini. Aceh, kata Irwandi melanjutkan, sudah terlalu jauh masuk dalam upaya pelestarian lingkungan. Karena itu, Aceh Green Program harus berjalan secara menyeluruh dan tidak setengah-setengah. Semua aktivitas pemerintahan di Aceh harus pula masuk ke dalam platform Aceh Green.
Uang karbon
Dalam kesempatan itu, Gubernur Irwandi juga menginformasikan bahwa pada pertengahan tahun ini uang penjualan karbon hutan Ulu Masen akan segera cair dengan ditandatanganinya kontrak perjanjian jual beli antara Pemerintah Aceh dengan Berlin pada Juni nanti. “Dalam kontrak perjanjian itu harga yang disepakati 4 US Dollar per ton. Uang itu nantinya akan digunakan untuk kegiatan livelihood masyarakat pesisir hutan. Nah, kalau Berlin nanti menjual kepada pihak ketiga dengan harga yang lebih tinggi, misalnya 7 dolar per ton, maka selisih keuntungan itu akan dibagi dua,” jelas Irwandi.
Penghijauan DAS
Irwandi juga menyatakan sangat bersyukur atas perhatian PT Garuda Indonesia yang telah berpartisipasi menjaga pelestarian hutan Aceh dengan melaksanakan program penghijauan bersama YLI di sejumlah daerah aliran sungai (DAS). “Dari sekian banyak BUMN, baru Garuda yang menyisihkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk pelestarian hutan Aceh. Di sini ada Pak Mus, kita harap bisa menagih CSR dari seluruh BUMN agar memperhatikan Aceh,” kata Irwandi kepada Dr Mustafa Abubakar, Menteri Negara BUMN.
Dalam kerja sama yang mengusung tema “Garuda Peduli Aceh Hijau” itu, program penghijauan akan dilakukan di Sungai Arakundo Aceh Timur, Sungai Alas Aceh Tenggara, dan Sungai Babahrot, Aceh Barat Daya (Abdya). Untuk tahap awal, maskapai penerbangan yang pesawat perdananya merupakan sumbang rakyat Aceh itu, menyerahkan 24.000 bibit pohon untuk ditanami di bantaran DAS Arakundo seluas 250 hektare. Selain program tersebut, kata Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar, pihaknya siap membantu mendukung pembangunan di Aceh. “Tadi malam kita diskusi dengan Kadin Aceh tentang apa-apa yang perlu dilakukan Garuda untuk membantu meningkatkan perekonomian Aceh,” kata Emirsyah.
Februari normal
Terkait dengan frekuensi penerbangan dari dan ke Aceh, dia mengatakan, penerbangan Garuda akan kembali normal (dua kali sehari) terhitung sejak 1 Februari 2010. Malam sebelumnya, Menneg Mustafa Abubakar menjelaskan, penerbangan Garuda ke Aceh belakangan ini dikurangi dari dua menjadi hanya satu kali, karena beberapa waktu lalu sejumlah armada Garuda digunakan secara bersamaan untuk angkutan haji. Selain itu, sepuluh pesawat Garuda sedang dalam proses grounding secara bersamaan untuk beberapa perbaikan teknis. (yos) dikutip pada harian Serambi Indonesia.