UMARA WUJUDKAN KOTA SYARIAT ISLAM DI KOTA LANGSA
Berlakukan Safari Shalat Subuh dan Magrib Berjamaah Bagi Pegawai
LANGSA--Ketika maju sebagai Calon Walikota dan Wakil Walikota Langsa periode 2013 - 2017, pada Pemilu Kepala Daerah (Pemilukada) tahun 2012 lalu. Pasangan Usman Adullah, SE alias Toke Seum dan Drs. Marzuki Hamid, MM, usungan partai politik lokal Partai Aceh (PA) yang dikenal dengan pasangan UMARA, telah menetapkan salah satu visinya membangun Kota Langsa yang berperadaban islami.
Sejak dilantik sebagai Walikota dan Wakil Walikota Langsa oleh Gubernur Aceh dr. Zaini Abdullah, pada Agustus 2012 lalu dalam rapat paripurna DPRK Langsa, pasca penetapan oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP). Pasangan yang dikenal dengan pasangan perjuangan dan akademisi ini, langsung menyusun langkah-langkah strategis untuk mewujudkan visi misi masa kampanye, yang salah satunya adalah mewujudkan Langsa sebagai kota berperadaban islami.
Visi mulia tersebut, tentunya menjadi janji pasangan yang terpilih sebagai Umara (pemimpin-red) di Kota Langsa lewat dua putaran ini, yang harus dipenuhi. Baik sebagai tanggung jawab kepada rakyat yang telah mempercayainya, maupun kepada Allah, SWT selaku pemberi kuasa atas keberhasilan sebagai khalifah yang telah dicapai saat ini.
Beberapa terobosan dan konsep menuju kota peradaban islami telah disusun dengan matang bersama tokoh agama, instansi terkait dalam hal ini Dinas Syariat Islam, Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU), Muspida, serta steakholder lintas sektoral yang ada di Kota Langsa. Hasilnya, Pemko Langsa secara kolektif (Muspida dan Muspida Plus) akhirnya mengeluarkan sebuah maklumat terbuka kepada masyarakat Langsa, terkait penegakan syariat Islam dengan beberapa pointer himbauan dan larangan menyangkut pembentukan moral.
Sementara menyangkut ibadah, Pemko Langsa melalui Dinas Syariat Islam melakukan terobosan yang luar biasa dan termasuk baru di Aceh. Yaitu mengeluarkan kebijakan safari shalat subuh dan magrib berjamaah bagi pegawai di lingkungan Pemko Langsa, pejabat SKPD, BUMD, serta masyarakat dari mesjid ke mesjid gampong-gampong yang ada dalam wilayah pemerintahan Langsa.
"Ini salah satu upaya mewujudkan Langsa sebagai kota berperadaban islami, sebagaimana visi Walikota dan Wakil Walikota sebelumnya. Tentunya, ini konsep penegakan syariat yang luar biasa dan wajib di dukung oleh seluruh jajaran Pemko Langsa dan Muspida, serta masyarakat, karena selain mewujudkan kota peradaban islami, juga mengajak kita menjadi masyarakat yang dekat dengan Allah," sebut Kepala Dinas Syariat Islam, Drs. H. Ibrahim Latif.
Ibrahim Latif, selaku Kadis Syariat Islam yang pernah menjadi korban penyerangan kelompok anti syariat ketika membubarkan hiburan keyboard malam hari, di kawasan Kecamatan Langsa Timur beberapa Tahun lalu, juga menyebutkan, bahwa pelaksanaan konsep safari shalat subuh dan magrib berjamaah bagi pegawai pemerintahan dan masyarakat ini dilakukan secara terjadwal.
Untuk safari shalat subuh berjamaah dilakukan pada hari Sabtu setiap minggunya, dengan agenda shalat berjamaah dan tausiah agama atau kultum yang disampaikan oleh ustadz-ustadz di Kota Langsa berdasarkan jadwal. Sementara safari shalat magrib berjamaah dilakukan pada minggu pertama setiap awal bulan dengan konsep yang sama dan pada mesjid yang berbeda-beda.
"Awalnya, kebijakan safari shalat subuh berjamaah ini sempat menuai pro kontra juga, ada yang menilai ini upaya pencitraan, membuat niat jamaah shalat bukan karena Allah tapi sudah karena perintah Walikota dan banyak lainnya. Namun berkat komitnen Walikota dan Wakil Walikota dalam mewujudkan visi misinya, kini program safari shalat subuh dan magrib berjamah sudah berjalan dengan baik, bahkan pegawai dan masyarakat sudah ramai mengikutinya," terang Ibrahim diawal evaluasi program safari shalat ini.
Selain sebagai upaya mewujudkan Langsa sebagai kota berperadaban islami, program safari shalat subuh dan magrib berjamaah ini, juga menjadi sarana meningkatkan silaturahmi dan ukhuwah islamiah antara pemerintah dengan masyarakat secara langsung. Dimana dalam kesempatan safari shalat berjamaah itu, Walikota atau Wakil Walikota juga membuka ruang diskusi langsung dengan masyarakat untuk penyampaian aspirasi atau masukan demi kemajuan dan kebaikan pemerintahan kedepan.
"Dengan adanya safari shalat subuh dan magrib berjamaah ini ke setiap mesjid gampong secara bergiliran, masyarakat tidak perlu susah lagi untuk menyampaikan aspirasi secara langsung. Karena Walikota atau Wakil Walikota yang datang langsung kehadapan masyarakat, jadi bagi masyarakat yang ingin berjumpa dengan Walikota atau Wakil Walikota, ayo ikut safari shalat subuh dan magrib berjamaah," ungkap Walikota Langsa mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Usman Abdullah, SE yang akrab disapa Toke Seuum ini pada mimbar tausiah safari shalat subuh salah satu mesjid di Langsa Baroe beberapa waktu lalu.
Inilah salah satu upaya Pemko Langsa dalam mewujudkan Langsa sebagai kota berperadaban islami, sebagaimana visi misi ketika maju pada Pemilukada 2012 lalu, dan Insyaallah akan tetap konsisten meneruskannya di periode 2017 – 2022 jika Masyarakat kota masih memberikan amanahnya untuk kembali memimpin Pemko Langsa di PILKADA nanti. Tentunya masih ada beberapa terobosan lainnya yang dilakukan dalam rangka mewujudkan visi mulia tersebut, termasuk pelarangan hiburan keyboard pada malam hari dengan konsekuensi mendapat penentangan keras dari kelompok anti syariat (langsa.koceb)
LANGSA--Ketika maju sebagai Calon Walikota dan Wakil Walikota Langsa periode 2013 - 2017, pada Pemilu Kepala Daerah (Pemilukada) tahun 2012 lalu. Pasangan Usman Adullah, SE alias Toke Seum dan Drs. Marzuki Hamid, MM, usungan partai politik lokal Partai Aceh (PA) yang dikenal dengan pasangan UMARA, telah menetapkan salah satu visinya membangun Kota Langsa yang berperadaban islami.
Sejak dilantik sebagai Walikota dan Wakil Walikota Langsa oleh Gubernur Aceh dr. Zaini Abdullah, pada Agustus 2012 lalu dalam rapat paripurna DPRK Langsa, pasca penetapan oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP). Pasangan yang dikenal dengan pasangan perjuangan dan akademisi ini, langsung menyusun langkah-langkah strategis untuk mewujudkan visi misi masa kampanye, yang salah satunya adalah mewujudkan Langsa sebagai kota berperadaban islami.
Visi mulia tersebut, tentunya menjadi janji pasangan yang terpilih sebagai Umara (pemimpin-red) di Kota Langsa lewat dua putaran ini, yang harus dipenuhi. Baik sebagai tanggung jawab kepada rakyat yang telah mempercayainya, maupun kepada Allah, SWT selaku pemberi kuasa atas keberhasilan sebagai khalifah yang telah dicapai saat ini.
Beberapa terobosan dan konsep menuju kota peradaban islami telah disusun dengan matang bersama tokoh agama, instansi terkait dalam hal ini Dinas Syariat Islam, Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU), Muspida, serta steakholder lintas sektoral yang ada di Kota Langsa. Hasilnya, Pemko Langsa secara kolektif (Muspida dan Muspida Plus) akhirnya mengeluarkan sebuah maklumat terbuka kepada masyarakat Langsa, terkait penegakan syariat Islam dengan beberapa pointer himbauan dan larangan menyangkut pembentukan moral.
Sementara menyangkut ibadah, Pemko Langsa melalui Dinas Syariat Islam melakukan terobosan yang luar biasa dan termasuk baru di Aceh. Yaitu mengeluarkan kebijakan safari shalat subuh dan magrib berjamaah bagi pegawai di lingkungan Pemko Langsa, pejabat SKPD, BUMD, serta masyarakat dari mesjid ke mesjid gampong-gampong yang ada dalam wilayah pemerintahan Langsa.
"Ini salah satu upaya mewujudkan Langsa sebagai kota berperadaban islami, sebagaimana visi Walikota dan Wakil Walikota sebelumnya. Tentunya, ini konsep penegakan syariat yang luar biasa dan wajib di dukung oleh seluruh jajaran Pemko Langsa dan Muspida, serta masyarakat, karena selain mewujudkan kota peradaban islami, juga mengajak kita menjadi masyarakat yang dekat dengan Allah," sebut Kepala Dinas Syariat Islam, Drs. H. Ibrahim Latif.
Ibrahim Latif, selaku Kadis Syariat Islam yang pernah menjadi korban penyerangan kelompok anti syariat ketika membubarkan hiburan keyboard malam hari, di kawasan Kecamatan Langsa Timur beberapa Tahun lalu, juga menyebutkan, bahwa pelaksanaan konsep safari shalat subuh dan magrib berjamaah bagi pegawai pemerintahan dan masyarakat ini dilakukan secara terjadwal.
Untuk safari shalat subuh berjamaah dilakukan pada hari Sabtu setiap minggunya, dengan agenda shalat berjamaah dan tausiah agama atau kultum yang disampaikan oleh ustadz-ustadz di Kota Langsa berdasarkan jadwal. Sementara safari shalat magrib berjamaah dilakukan pada minggu pertama setiap awal bulan dengan konsep yang sama dan pada mesjid yang berbeda-beda.
"Awalnya, kebijakan safari shalat subuh berjamaah ini sempat menuai pro kontra juga, ada yang menilai ini upaya pencitraan, membuat niat jamaah shalat bukan karena Allah tapi sudah karena perintah Walikota dan banyak lainnya. Namun berkat komitnen Walikota dan Wakil Walikota dalam mewujudkan visi misinya, kini program safari shalat subuh dan magrib berjamah sudah berjalan dengan baik, bahkan pegawai dan masyarakat sudah ramai mengikutinya," terang Ibrahim diawal evaluasi program safari shalat ini.
Selain sebagai upaya mewujudkan Langsa sebagai kota berperadaban islami, program safari shalat subuh dan magrib berjamaah ini, juga menjadi sarana meningkatkan silaturahmi dan ukhuwah islamiah antara pemerintah dengan masyarakat secara langsung. Dimana dalam kesempatan safari shalat berjamaah itu, Walikota atau Wakil Walikota juga membuka ruang diskusi langsung dengan masyarakat untuk penyampaian aspirasi atau masukan demi kemajuan dan kebaikan pemerintahan kedepan.
"Dengan adanya safari shalat subuh dan magrib berjamaah ini ke setiap mesjid gampong secara bergiliran, masyarakat tidak perlu susah lagi untuk menyampaikan aspirasi secara langsung. Karena Walikota atau Wakil Walikota yang datang langsung kehadapan masyarakat, jadi bagi masyarakat yang ingin berjumpa dengan Walikota atau Wakil Walikota, ayo ikut safari shalat subuh dan magrib berjamaah," ungkap Walikota Langsa mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Usman Abdullah, SE yang akrab disapa Toke Seuum ini pada mimbar tausiah safari shalat subuh salah satu mesjid di Langsa Baroe beberapa waktu lalu.
Inilah salah satu upaya Pemko Langsa dalam mewujudkan Langsa sebagai kota berperadaban islami, sebagaimana visi misi ketika maju pada Pemilukada 2012 lalu, dan Insyaallah akan tetap konsisten meneruskannya di periode 2017 – 2022 jika Masyarakat kota masih memberikan amanahnya untuk kembali memimpin Pemko Langsa di PILKADA nanti. Tentunya masih ada beberapa terobosan lainnya yang dilakukan dalam rangka mewujudkan visi mulia tersebut, termasuk pelarangan hiburan keyboard pada malam hari dengan konsekuensi mendapat penentangan keras dari kelompok anti syariat (langsa.koceb)